2017 - Green Sharks

Tugas-tugas yang menumpuk

Hot

Post Top Ad

Friday, 3 March 2017

Cara Menghapus Kontak BBM Dengan Mudah

Friday, March 03, 2017 0
Icon BBM
Kamu sekarang pasti punya BBM kan?, apa? Bahan Bakar Minyak ???? ... Bukanlah... Sekarang ini kita akan belajar tentang seputar Cara Menghapus Teman BBM yang rese'

Tapi sebelumnya udah pada tau blum sejarah BBM..

Nah ini dia bersumber dari wiki

BlackBerry adalah telepon seluler yang memiliki kemampuan layanan push e-mail, telepon, sms, menjelajah internet, BlackBerry Messenger (BBM), dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya. Penggunaan gawai canggih ini begitu fenomenal belakangan ini, sampai menjadi suatu kebutuhan untuk fashion. BlackBerry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1999 oleh perusahaan Kanada, BlackBerry.

Ok sudah dulu basa-basinya

Cara menghapus teman BBC
1. Masuk ke aplikasi BBM kamu
2. Kemudian klik Kontak kalian

Tampilan Kontak teman
3. Sekarang kamu pilih teman yang mana yang ingin kamu Hapus. Setelah ketemu silahkan kamu klik dan tahan sampai tampilannya berubah kayak gambar di bawah

4. Kemudian Klik Delete ( kasian ama yang di delete hehe)

Nah.. Mudah bukan

Semoga bermanfaat :)

Read More

Fungsi dan Manfaat Ekosistem Mangrove

Friday, March 03, 2017 0
Mangrove

1.    Pengertian Mangrove
Ekosistem mangrove adalah suatu system di alam tempat berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara makhluk hidup itu sendiri. Terdapat pada wilayah pesisir, terpengaruh pasang surut air laut, dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang khas dan mampu tumbuh dalam perairan asin/payau (Santoso, 2000 dalam Zulkifli, 2008).
Mangrove adalah vegetasi yang terdiri pohon atau perdu yang tumbuh di daerah pantai diantara batas – batas permukaan air pasang tertinggi dan diatas rata – rata permukaan air laut. Mangrove dapat tumbuh di daerah tropis yang memiliki pantai terlindung, di muara sungai dan di estuaria dimana air laut dapat masuk disepanjang pantai berbatu, maupun karang yang tertutup oleh lapisan pasir dan berlumpur (Haedjosentono, 1978 dalam Niartiningsih, 1996).
Bengen (2003) dalam Akbar (2009), menyatakan bahwa hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan sub tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Menurut Romimohtarto dan Juana (2001) dalam Akbar (2009), ekosistem mangrove didefinisikan sebagai mintakat pasut dan mintakat suprapasut dari pantai berlumpur dan teluk, goba dan estuari yang didominasi oleh halofita (Halophyta), yakni tumbuh – tumbuhan yang hidup diair asin, yang berkaitan dengan anak sungai, rawa dan banjiran, bersama – sama dengan populasi tumbuh – tumbuhan dan hewan.

2.    Fungsi dan Manfaat Mangrove
Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik dan rawan. Ekosistem ini mempunyai fungsi ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove antara lain sebagai pelindung garis pantai, mencegah intrusi air laut, tempat hidup (habitat), tempat mencari makan (feeding ground), tempat pengasuhan dan pembesaran (nursery ground), tempat pemijahan (spawning ground) bagi aneka biota perairan, serta sebagai pengatur iklim mikro. Fungsi ekonomi hutan mangrove antara lain sebagai penghasil keperluan rumah tangga, penghasil keperluan industri, dan penghasil bibit. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia biasanya mengalihfungsikan hutan mangrove menjadi tambak, pemukiman, industri, dan sebagainya (Rochana, 2010 dalam Susiana, 2011).
Mangrove dapat berfungsi sebagai biofilter serta agen pengikat dan perangkap polusi. Selain itu, mangrove juga merupakan tempat hidup berbagai jenis gastropoda, ikan, kepiting pemakan detritus dan bivalvia serta ikan pemakan plankton. Mangrove mempunyai peran penting bagi masyarakat dan kehidupan di daerah sekitar pantai. Daun dan ranting pohon mangrove yang gugur didekomposisi oleh mikroorganisme (Harahab, 2010 dalam Susiana, 2011).
Manfaat lain dari pohon mangrove digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan, kayu besar, obat-obatan, dan sebagainya. Akar dan batang pohon serta ranting-ranting mangrove sebagai tempat berlindungnya benur dan nener yang pada saat air pasang oleh petani tambak didorong masuk ke dalam tambak, beberapa nelayan juga menangkapnya sebelum masuk tambak. Masyarakat juga memanfaatkan lahan di dalam hutan mangrove sebagai “tempat jebakan” dengan membuat kubangan di tanah yang berfungsi sebagai penjebak kepiting (Harahab, 2010 dalam Susiana, 2011).


NURJIRANA
Jurusan Ilmu Kelautan
Universitas Hasanuddin

Read More

Change Proxy dengan Menggunakan Ultrasurf

Friday, March 03, 2017 0
http://mytask-tugasku.blogspot.com/
ultrasurf

Dalam dunia IT mungkin anda tidak asing lagi mendengar kata proxy. Proxy memiliki beberapa kegunaan tergantung keperluan, salah satun kegunaan proxy adalah digunakan untuk keperluan browsing secara rahasia alias anonymous, ada juga yang menggunakan proxy untuk mengirimkan sesuatu pesan rahasia agar tidak ada yang tau dari mana pesan itu berasal, dll , masih banyak lagi kegunaan proxy.
Nah kalian sudah tau bukan cara mengubah proxy secara manual?. Ok.. skarang kita belajar cara mengubah dan mendapatkan proxy secara otomatis. Caranya seperti berikut
1.           Aplikasi yang kita gunakan adalah ultrasurf, pastikan kamu sudah download Aplikasinya (kamu bisa download di sini http://www.techspot.com/downloads/5711-ultrasurf.html )
2.           Extrak dan jalankan aplikasinya
3.           Aplikasi ini tidak perlu di install tinggal klik file exe nya , aplikasinya langsung jalan
4.           Setelah aplikasinya jalan tunggu sebentar aplikasinya lagi mencari proxy secara otomatis
5.           Ndk terlalu lama menunggu, muncul tulisan “ successfully connected to server!”

Ultrasurft

6.           Sekarang silahkan browsing-browsing ato ngapain lah

Eh satu lagi ketinggalan, cara untuk mengecek apakah proxy mu sudah berubah kamu bisa menggunakan link ini http://www.whatismyproxy.com/


Read More

Sedikit Materi Tentang Pencemaran Laut

Friday, March 03, 2017 0
Pencemaran Laut~Green Sharks

v Pencemaran Laut
Menurut hasil yang dicapai dalam seminar laut nasional menyebutkan fungsi laut bagi bangsa Indonesia antara lain :
 1) Sebagai media transportasi dan komunikasi,
2) Sebagai sumber mineral dan hasil-hasil tambangnya,
3) Sebagai sumberdaya hayati laut yang dapat menghasilkan sumber protein konsumtif disamping sumber protein hewani yang berasal dari ternak potong dan protein nabati,
4) Sebagai media pertahanan dan keamanan nasional,
5) Sebagai media olahraga dan sarana pariwisata yang dapat menghasilkan devisa negara dan
6) Sebagai sumber ilmu pengetahuan.

Adanya fungsi tersebut menjadikan kehidupan manusia di bumi ini sangat tergantung pada lautan, manusia harus menjaga kebersihan dan kelangsungan hidup biota yang hidup didalamnya.Dengan demikian laut seakan-akan sebagai sabuk pengaman kehidupan manusia di muka bumi ini (Wibisono, 2005).
Pencemaran laut dapat didefinisikan sebagai dampak negative (pengaruh yang membahayakan) terhadap kehidupan biota, sumberdaya, dan kenyamanan ekosistem laut serta kesehatan manusia dan nilai guna lainnya dari ekosistem laut yang disebabkan secara langsung maupun tidak langsung oleh pembuangan bahan-bahan limpah (termasuk energy) ke dalam laut yang berasal dari kegiatan manusia (Dahuri, 2004).
Pencemaran laut telah menjadi suatu masalah yang perlu ditangani secara sungguh-sungguh.Hal ini berkaitan dengan semakin meningkatnya kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup.Disamping menghasilkan produk-produk yang diperlukan bagi kehidupan, kegiatan manusia dapat menghasilkan pula produk sisa (limbah) yang dapat menjadi bahan pencemar (polutan). Cepat atau lambat polutan itu sebagian akan sampai ke laut karena laut menerima zat-zat pencemar baik berupa zat padat maupun cair terutama yang dibawa-bawa oleh sungai sebagai tempat yang mudah untuk membuang limbah yang bermuara ke laut. Hal ini perlu dicegah atau setidaknya dibatasi hingga sekecil mungkin (Hayati, 2009).


v Parameter Perairan
Parameter yang mempengaruhi kualitas perairan antara lain suhu, BOD, DO, salinitas, kekeruhan, pH, TSS, Coliform, kandungan fosfor dan nitrogen, serta kandungan Cu, Fe dan Pb.

·        Suhu
Hardjojo dan Djokosetiyanto (2005) menyatakan bahwa suhu air normal adalah suhu air yang memungkinkan makhluk hidup dapat melakukan metabolisme dan berkembangbiak. Suhu merupakan faktor fisik yang sangat penting di air, karena bersama-sama dengan zat/unsur yang terkandung didalamnya akan menentukan massa jenis air, dan bersama-sama dengan tekanan dapat digunakan untuk menentukan densitas air. Selanjutnya, densitas air dapat digunakan untuk menentukan kejenuhan air.Suhu air sangat bergantung pada tempat dimana air tersebut berada. Kenaikan suhu air di badan air penerima, saluran air, sungai, danau dan lain sebagainya akan menimbulkan akibat sebagai berikut: 1) Jumlah oksigen terlarut di dalam air menurun; 2) Kecepatan reaksi kimia meningkat; 3) Kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, maka akan menyebabkan ikan dan hewan air lainnya mati.
Suhu dapat mempengaruhi fotosintesa di laut baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh secara langsung yakni suhu berperan untuk mengontrol reaksi kimia enzimatik dalam proses fotosintesa. Tinggi suhu dapat menaikkan laju maksimum fotosintesa, sedangkan pengaruh secara tidak langsung yakni dalam merubah struktur hidrologi kolom perairan yang dapat mempengaruhi distribusi fitoplankton (Tomascik et al., 1997).
Pengaruh suhu secara tidak langsung dapat menentukan stratifikasi massa air, stratifikasi suhu di suatu perairan ditentukan oleh keadaan cuaca dan sifat setiap perairan seperti pergantian pemanasan dan pengadukan, pemasukan atau pengeluaran air, bentuk dan ukuran suatu perairan. Suhu air yang layak untuk budidaya ikan laut adalah 27 – 32 0C (Mayunar et al., 1995; Sumaryanto et al., 2001). Kenaikan suhu perairan juga menurunkan kelarutan oksigen dalam air, memberikan pengaruh langsung terhadap aktivitas ikan disamping akan menaikkan daya racun suatu polutan terhadap organisme perairan (Brown dan Gratzek, 1980). Selanjutnya Kinne (1972) menyatakan bahwa suhu air berkisar antara 35 – 40 0C merupakan suhu kritis bagi kehidupan organisme yang dapat menyebabkan kematian.
Di Indonesia, suhu udara rata-rata pada siang hari di berbagai tempat berkisar antara 28,20C sampai 34,6 0C dan pada malam hari suhu berkisar antara 12,8 0C sampai 30 0C. Keadaan suhu tersebut tergantung pada ketinggian tempat dari atas permukaan laut.Suhu air umumnya beberapa derajat lebih rendah dibanding suhu udara disekitarnya. Secara umum, suhu air di perairan Indonesia sangat mendukung bagi pengembangan budidaya perikanan (BPS, 2003; Cholik etal., 2005).

·        BOD
BOD (Biochemical Oxygen Demand) atau kebutuhan oksigen menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan buangan di dalam air.Jika konsumsi oksigen tinggi yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut, maka berarti kandungan bahan-bahan buangan yang membutuhkan oksigen tinggi. Konsumsi oksigen dapat diketahui dengan mengoksidasi air pada suhu 20 0C selama 5 hari, dan nilai BOD yang menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi dapat diketahui dengan menghitung selisih konsentrasi oksigen terlarut sebelum dan sesudah inkubasi (Hardjojo dan Djokosetiyanto, 2005).
Menurut Hardjojo dan Djokosetiyanto (2005) menyatakan bahwa dalam uji BOD mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya adalah: 1) Dalam uji BOD ikut terhitung oksigen yang dikonsumsi oleh bahan-bahan anorganik atau bahan-bahan tereduksi lainnya yang disebut juga intermediate oxygen demand; 2) Uji BOD memerlukan waktu yang cukup lama yaitu minimal lima hari; 3) Uji BOD yang dilakukan selama 5 hari masih belum dapat menunjukkan nilai total BOD melainkan hanya kira-kira 68 % dari total BOD; 4) Uji BOD tergantung dari adanya senyawa penghambat didalam air tersebut, misalkan adanya germisida seperti chlorine yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang dibutuhkan untuk merombak bahan organik, sehingga hasil uji BOD menjadi kurang teliti.
BOD menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi mikroba aerob yang terdapat pada botol BOD yang diinkubasi pada suhu sekitar 200C selama 5 hari dalam keadaan tanpa cahaya (Boyd, 1982). Berikut akan disajikan derajat pencemaran suatu badan perairan yang dilihat berdasarkan nilai BOD5 (Tabel 1).
Tabel 1. Derajat Pencemaran Berdasarkan Nilai BOD5
Kisaran BOD5(mg/l)
Kriteria Kualitas Perairan
2,9
3,0 – 5,0
5,1 – 14,9
15,0
Tidak tercemar
Tercemar ringan
Tercemar sedang
Tercemar berat
Sumber: Lee (1987) dalam Sukardiono (1987).
Tabel 1 menyajikan tingkat pencemaran di badan perairan berdasarkan nilai BOD. Kriteria ini merupakan kriteria untuk biota-biota laut.

·        Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen, DO)
Oksigen terlarut adalah gas oksigen yang terdapat di perairan dalam bentuk molekul oksigen bukan dalam bentuk molekul hidrogenoksida, biasanya dinyatakan dalam mg/l (ppm) (Darsono, 1992).Oksigen bebas dalam air dapat berkurang bila dalam air dalam terdapat kotoran/limbah organik yang degradable.Dalam air yang kotor selalu terdapat bakteri, baik yang aerob maupun yang anaerob. Bakteri ini akan menguraikan zat organik dalam air menjadi persenyawaan yang tidak berbahaya. Misalnya nitrogen diubah menjadi persenyawaan nitrat, belerang diubah menjadi persenyawaan sulfat.Bila oksigen bebas dalam air habis/sangat berkurang jumlahnya maka yang bekerja, tumbuh dan berkembang adalah bakteri anaerob (Darsono, 1992).
Oksigen larut dalam air dan tidak bereaksi dengan air secara kimiawi.Pada tekanan tertentu, kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh suhu. Faktor lain yang mempengaruhi kelarutan oksigen adalah pergolakan dan luas permukaan air terbuka bagi atmosfer (Mahida, 1986). Persentase oksigen di sekeliling perairan dipengaruhi oleh suhu perairan, salinitas perairan, ketinggian tempat dan plankton yang terdapat di perairan (di udara yang panas, oksigen terlarut akan turun). Daya larut oksigen lebih rendah dalam air laut jika dibandingkan dengan daya larutnya dalam air tawar.Daya larut O2 dalam air limbah kurang dari 95% dibandingkan dengan daya larut dalam air tawar (Setiaji, 1995).
Terbatasnya kelarutan oksigen dalam air menyebabkan kemampuan air untuk membersihkan dirinya juga terbatas, sehingga diperlukan pengolahan air limbah untuk mengurangi bahan-bahan penyebab pencemaran.Oksidasi biologis meningkat bersama meningkatnya suhu perairan sehingga kebutuhan oksigen terlarut juga meningkat (Mahida, 1986).
Ibrahim (1982) menyatakan bahwa kelarutan oksigen di perairan bervariasi antara 7-14 ppm.Kadar oksigen terlarut dalam air pada sore hari > 20 ppm. Besarnya kadar oksigen di dalam air tergantung juga pada aktivitas fotosintesis organisme di dalam air. Semakin banyak bakteri di dalam air akan mengurangi jumlah oksigen di dalam air. Kadar oksigen terlarut di alam umumnya < 2 ppm. Kalau kadar DO dalam air tinggi maka akan mengakibatkan instalasi menjadi berkarat, oleh karena itu diusahakan kadar oksigen terlarutnya 0 ppm yaitu melalui pemanasan (Setiaji, 1995).

·        Salinitas
Salinitas merupakan garam-garam terlarut yang dapat berpengaruh terhadap pengaturan osmosis pada tumbuhan dan hewan, dan zat-zat hara yang terkandung didalamnya mempengaruhi sifat komunitas jazad tersebut. Menurut Nybakken (1992), fluktuasi salinitas dapat disebabkan oleh adanya gradien salinitas pada saat tertentu yang polanya bervariasi bergantung pada topografi estuaria, musim, pasang surut dan jumlah air tawar.
Menurut Romimohtarto dan Thayib (1982) dalam Edward dan Tarigan (2003), salinitas di perairan Indonesia umumnya berkisar antara 30-35 ppt. Untuk daerah pesisir salinitas berkisar antara 32-34 ppt, sedangkan untuk laut terbuka umumnya salinitas berkisar antara 33-37 ppt dengan rata-rata 35 ppt. Salinitas ini juga masih baik untuk kehidupan organisme laut, khususnya ikan.


·        Kekeruhan
Mahida (1986) mendefinisikan kekeruhan sebagai intensitas kegelapan di dalam air yang disebabkan oleh bahan-bahan yang melayang.Kekeruhan perairan umumnya disebabkan oleh adanya partikel-partikel suspensi seperti tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik terlarut, bakteri, plankton dan organisme lainnya.
Kekeruhan merupakan sifat fisik air yang tidak hanya membahayakan ikan tetapi juga menyebabkan air tidak produktif karena menghalangi masuknya sinar matahari untuk fotosintesa.Kekeruhan ini disebabkan air mengandung begitu banyak partikel tersuspensi sehingga merubah bentuk tampilan menjadi berwarna dan kotor.
Tingkat kekeruhan air di perairan mempengaruhi tingkat kedalaman pencahayaan matahari, semakin keruh suatu badan air maka semakin menghambat sinar matahari masuk ke dalam air. Pengaruh tingkat pencahayaan matahari sangat besar pada metabolisme makhluk hidup dalam air, jika cahaya matahari yang masuk berkurang maka makhluk hidup dalam air terganggu, khususnya makhluk hidup pada kedalaman air tertentu, demikian pula sebaliknya (Hardjojo dan Djokosetiyanto, 2005; Alaerts dan Santika, 1987).

·        Derajat Keasaman (pH)
pH merupakan suatu pernyataan dari konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam air, besarannya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H. Besaran pH berkisar antara 0 – 14, nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang masam sedangkan nilai diatas 7 menunjukkan lingkungan yang basa, untuk pH = 7 disebut sebagai netral (Hardjojo dan Djokosetiyanto, 2005).
Perairan dengan pH < 4 merupakan perairan yang sangat asam dan dapat menyebabkan kematian makhluk hidup, sedangkan pH > 9,5 merupakan perairan yang sangat basa yang dapat menyebabkan kematian dan mengurangi produktivitas perairan. Perairan laut maupun pesisir memiliki pH relatif lebih stabil dan berada dalam kisaran yang sempit, biasanya berkisar antara 7,7 – 8,4. pH dipengaruhi oleh kapasitas  penyangga (buffer) yaitu adanya garam-garam karbonat dan bikarbonat yang dikandungnya (Boyd, 1982; Nybakken, 1992).
Pescod (1973) menyatakan bahwa toleransi untuk kehidupan akuatik terhadap pH bergantung kepada banyak faktor meliputi suhu, konsentrasi oksigen terlarut, adanya variasi bermcam-macam anion dan kation, jenis dan daur hidup biota. Perairan basa (7 – 9) merupakan perairan yang produktif dan berperan mendorong proses perubahan bahan organik dalam air menjadi mineral-mineral yang dapat diassimilasi oleh fotoplankton (Suseno, 1974). pH air yang tidak optimal berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan, menyebabkan tidak efektifnya pemupukan air di kolam dan meningkatkan daya racun hasil metabolisme seperti NH3 dan H2S. pH air berfluktuasi mengikuti kadar CO2 terlarut dan memiliki pola hubungan terbalik, semakin tinggi kandungan CO2 perairan, maka pH akan menurun dan demikian pula sebaliknya. Fluktuasi ini akan berkurang apabila air mengandung garam CaCO3 (Cholik et al., 2005).

·        TSS (Total Padatan Tersuspensi)
Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat mengendap langsung yang terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil daripada sediment, seperti tanah liat, bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme dan lain sebagainya (Hardjojo dan Djokosetiyanto, 2005). Padatan tersuspensi dan kekeruhan memiliki korelasi positif yaitu semakin tinggi nilai padatan tersuspensi maka semakin tinggi pula nilai kekeruhan.Akan tetapi, tingginya padatan terlarut tidak selalu diikuti dengan tingginya kekeruhan.Air laut memiliki nilai padatan terlarut yang tinggi, tetapi tidak berarti kekeruhannya tinggi pula (Effendi, 2003).Padatan tersuspensi perairan yang baik untuk biota laut adalah 20 – 80 mg/l (KLH, 2004).
Padatan tersuspensi menciptakan resiko tinggi terhadap kehidupan dalam air pada aliran air yang menerima tailings di kawasan dataran rendah. Dalam daftar berikut ini, dapat dilihat bahwa padatan tersuspensi dalam jumlah yang berlebih (diukur sebagai total suspended solids – TSS) memiliki dampak langsung yang berbahaya terhadap kehidupan dan bisa mengakibatkan kerusakan ekologis yang signifikan melalui beberapa mekanisme berikut ini: 1) Abrasi langsung terhadap insang binatang air atau jaringan tipis dari tumbuhan air; 2) Penyumbatan insang ikan atau selaput pernapasan lainnya; 3) Menghambat tumbuhnya/smotheringtelur atau kurangnya asupan oksigen karena terlapisi oleh padatan; 4) Gangguan terhadap proses makan, termasuk proses mencari mangsa dan menyeleksi makanan (terutama bagi predation dan filter feeding; 5) Gangguan terhadap proses fotosintesis oleh ganggang atau rumput air karena padatan menghalangi sinar yang masuk; 6) Perubahan integritas habitat akibat perubahan ukuran partikel.

·        Coliform
Bakteri yang umum digunakan sebagai indikator tercemarnya suatu badan air adalah bakteri Escherichia coli, yang merupakan salah satu bakteri yang tergolong koliform dan hidup normal di dalam kotoran manusia dan hewan sehingga disebut juga Faecal coliform.Faecal coliform adalah anggota dari coliform yang mampu memfermentasi laktosa pada suhu 44,50C dan merupakan bagian yang paling dominan (97%) pada tinja manusia dan hewan (Effendi, 2003).
Alaerts dan Santika (1994) menyatakan bahwa Faecal coliform merupakan bakteri petunjuk adanya pencemaran tinja yang  paling efisien, karena Faecal coliform hanya dan selalu terdapat dalam tinja manusia. Jika bakteri tersebut terdapat dalam perairan maka dapat dikatakan perairan tersebut telah tercemar dan tidak dapat dijadikan sebagai sumber air minum.Bakteri coliform lainnya berasal dari hewan dan tanaman mati disebut dengan coliform non fecal.

·        Fosfor
Keberadaan fosfor dalam perairan adalah sangat penting terutama berfungsi dalam pembentukan protein dan metabolisme bagi organisme. Fosfor juga berguna di dalam transfer energi di dalam sel misalnya adenosine trifosfate (ATP) dan adenosine difosfate (ADP) (Boyd, 1982).
Menurut Peavy  et al. (1986), fosfat berasal dari deterjen dalam limbah cair dan pestisida serta insektisida dari lahan pertanian. Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat, polifosfat dan fosfat organis.Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme dalam air.Di daerah pertanian ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai melalui drainase dan aliran air hujan.Polifosfat dapat memasuki sungai melaui air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan detergen yang mengandung fosfat, seperti industri pencucian, industri logam dan sebagainya.Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk (tinja) dan sisa makanan.
Menurut Boyd (1982), kadar fosfat (PO4) yang diperkenankan dalam air minum adalah 0,2 ppm.  Kadar fosfat dalam perairan alami umumnya berkisar antara  0,005-0,02 ppm.  Kadar fosfat melebihi 0,1 ppm, tergolong perairan yang eutrof.

·        Nitrogen
Nitrogen merupakan salah satu unsur penting bagi pertumbuhan organisme dan proses pembentukan protoplasma, serta merupakan salah satu unsur utama pembentukan protein. Diperairan nitrogen biasanya ditemukan dalam bentuk amonia, amonium, nitrit dan nitrat serta beberapa senyawa nitrogen organik lainnya.Pada umumnya nitrogen diabsorbsi oleh fitoplankton dalam bentuk nitrat (NO3 – N) dan amonia (NH3 – N).Fitoplankton lebih banyak menyerap NH3 – N dibandingkan dengan NO3 – N karena lebih banyak dijumpai diperairan baik dala kondisi aerobik maupun anaerobik.Senyawa-senyawa nitrogen ini sangat dipengaruhi oleh kandungan oksigen dalam air, pada saat kandungan oksigen rendah nitrogen berubah menjadi amoniak (NH3) dan saat kandungan oksigen tinggi nitrogen berubah menjadi nitrat (NO3-) (Welch, 1980).
Senyawa ammonia, nitrit, nitrat dan bentuk senyawa lainnya berasal dari limbah pertanian, pemukiman dan industri. Secara alami senyawa ammonia di perairan berasal dari hasil metabolisme hewan dan hasil proses dekomposisi bahan organik oleh bakteri. Jika kadar ammonia di perairan terdapat dalam jumlah yang terlalu tinggi (lebih besar dari 1,1 mg/l pada suhu 25 0C dan pH 7,5) dapat diduga adanya pencemaran (Alaerst dan Sartika, 1987). Sumber ammonia di perairan adalah hasil pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat dalam tanah dan air, juga berasal dari dekomposisi bahan organik (tumbuhan dan biota akuatik yang telah mati) yang dilakukan oleh mikroba dan jamur yang dikenal dengan istilah ammonifikasi (Effendi, 2003).
Nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit di perairan alami, kadarnya lebih kecil daripada nitrat karena nitrit bersifat tidak stabil jika terdapat oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat serta antara nitrat dan gas nitrogen yang biasa dikenal dengan proses nitrifikasi dan denitrifikasi (Effendi, 2003). Nitrat (NO3) adalah bentuk nitrogen utama di perairan alami.Nitrat merupakan salah satu nutrien senyawa yang penting dalam sintesa protein hewan dan tumbuhan.Konsentrasi nitrat yang tinggi di perairan dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme perairan apabila didukung oleh ketersediaan nutrient (Alaerst dan Sartika, 1987).

·        Kandungan Logam Cu, Fe, dan Pb
a.  Tembaga (Cu)
Berdasarkan kepentingan biota perairan, Cu termasuk kedalam kelompok logam esensial, dimana dalam kadar yang rendah dibutuhkan oleh organisme sebagai koenzim dalam proses metabolism tubuh, sifat racunnya baru muncul dalam kadar yang tinggi. Biota perairan sangat peka terhadap kelebihan Cu dalam badan perairan dimana ia hidup. Konsentrasi Cu terlarut dalam air laut sebesar 0,01 ppm dapat mengakibatkan kematian fitoplankton, kematian tersebut disebabkan daya racun Cu telah menghambat aktivitas enzim dalam pembelahan sel fitoplankton. Kadar Cu sebesar 2,5-3,0 ppm dalam badan perairan telah dapat membunuh ikan-ikan (Bryan, 1976).

b.  Besi (Fe)
Dilihat dari kepentingan biota perairan, tampaknya Fe bukanlah merupakan logam yang berbahaya, sehingga KEPMENLH (2004) tidak memberikan NAB. Sebagai logam esensial Fe antara lain berfungsi dalam enzin terrodoksin, suksinat dehydrogenase, perokdase, katalase, aldehid oksidase, dan sitokrom (Johnston, 1976).



c.   Timbal (Pb)
Untuk kepentingan biota perairan, kadar Pb sebesar 0,1-0,2 ppm atau 100-200 ppb telah dapat menyebabkan keracunan pada jenis ikan tertentu (Rodier dalam Thamzil et al., 1980), dan pada kadar 188 ppm dapat membunuh ikan-ikan (Palar, 1994). Kontaminasi oleh Pb terhadap perairan dapat menyebabkan akumulasi baik pada tubuh biota yang ada di perairan dan akan berbahaya pula bagi manusia yang mengkonsumsi biota tersebut.

·        Baku Mutu Lingkungan Hidup
Baku mutu lingkungan hidup didefinisikan sebagai ukuran batas atau kadar mahluk hidup, zat energi atau komponen yang ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2009), sedangkan baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar mahluk hidup, zat energi atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air .
Air merupakan komponen lingkungan hidup yang penting bagi kelangsungan hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya, sehingga dipandang perlu untuk melakukan upaya-upaya melestarikan fungsi air. Upaya yang dilakukan adalah dengan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air secara bijaksana dengan memperhatikan kepentingan generasi sekarang dan mendatang serta keseimbangan ekologis yaitu dengan menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.  Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjaga agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya. Pengendalian pencemaran air dilakukan untuk menjamin kualitas agar sesuai dengan baku mutu air melalui upaya pencegahan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air (Pemerintah Republik Indonesia, 2001).




·        Daya Dukung Lingkungan
Purnomo (1997) menyatakan bahwa daya dukung lingkungan perairan adalah suatu yang berhubungan erat dengan produktivitas perairan, sebagai nilai mutu lingkungan yang ditimbulkan oleh interaksi dari semua unsur atau komponen (fisika, kimia dan biologi) dalam suatu kesatuan ekosistem. Daya dukung (carrying capacity) merupakan areal dimana populasi organisme akuatik akan ditunjang oleh kawasan atau volume perairan tanpa mengalami penurunan mutu atau deteriorasi (Turner, 1998). Kenchington dan Hudson (1984) mendefinisikan daya dukung sebagai suatu kuantitas maksimum ikan yang didukung oleh suatu badan air selama jangka waktu yang panjang.Poernomo (1992) menyatakan bahwa daya dukung dinyatakan sebagai pemanfaatan maksimum suatu kawasan atau suatu ekosistem baik berupa jumlah maupun kegiatan yang ada di dalamnya.Daya dukung ekonomi merupakan tingkat skala usaha dalam pemanfaatan sumberdaya yang memberikan keuntungan ekonomi maksimum secara berkelanjutan.
Prasetyawati (2001) menyatakan daya dukung lahan pesisir ditentukan oleh mutu dan sumber air (asin dan tawar), arus dan pasang surut (hidro-oceanografi), topografi, klimatologi daerah pesisir dan hulu.Menurut Scone dalam Prasetyawati (2001) daya dukung ekologis adalah jumlah maksimum organisme dalam suatu lahan yang dapat didukung tanpa mengakibatkan kematian karena faktor kepadatan maupun terjadinya kerusakan lingkungan secara permanen (irreversible).Hal ini ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan seperti suhu, pH, salinitas, CO2 dan parameter kualitas air lainnya.
Daya dukung lingkungan sangat erat kaitannya dengan kapasitas assimilasi dari lingkungan yang menggambarkan jumlah limbah yang dapat dibuang kedalam lingkungan tanpa menyebabkan polusi. Kemampuan assimilasi merupakan ukuran kemampuan air atau sumber air dalam menerima pencemaran limbah tanpa menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air yang ditetapkan sesuai peruntukkannya (UNEP, 1993). Penjelasan tersebut apabila diterapkan sebagai daya dukung lingkungan pesisir menjadi kemampuan badan air atau peraian di kawasan pesisir dalam menerima limbah organik, termasuk didalamnya adalah kemampuan mendaur ulang atau mengassimilasi limbah tersebut sehingga tidak mencemari lingkungan perairan yang berakibat pada terganggunya keseimbangan ekologis suatu perairan (Widigdo, 2000).


Materi
Dewi Sri Kurnia
Jurusan Ilmu Kelautan 2013

Universitas Hasanuddin
Read More

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Salinitas Air Laut

Friday, March 03, 2017 0

http://mytask-tugasku.blogspot.com/
Alat Pengukur Salinitas

Pada laut yang terhubung biasanya perbedaan salinitas kecil, namun perbedaan tertentu akan Nampak pada laut-laut tertentu yang terpisah dari laut lepas. Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya salinitas air laut, yaitu (Nur,2005) :

Penguapan
Penguapan semakin besar maka salinitas semakin tinggi, kebalikannya makin kecil penguapan maka salinitasnya makin rendah.
Curah hujan
Makin banyak curah hujan maka salinitas makin rendah, kebalikannya makin rendah curah hujan maka salinitasnya makin tinggi.

Air sungai
Air sungai yang bermuara kelaut, makin banyak air sungai yang bermuara kelaut maka salinitas air laut tersebut rendah.
Letak dan ukuran laut
Laut laut yang tidak berhubungan dengan laut lepas dan terdapat di daerah arid maka salinitasnya tinggi.
Arus laut
Laut laut yang dipengaruhi arus panas maka salinitasnya akan naik dan kebalikannya laut-laut yang dipengaruhi oleh arus dingin maka salinitasnya akan turun (rendah).

Angin
Kelembaban udara diatasnya, ini berhubungan dengan dan penguapan berhubungan dengan besar kecilnya salinitas air laut.
Salinitas dipermukaan sangat khas dan berfariasil. nilai-nilai salinitas pada permukaan dipengaruhi oleh proses fisik yang terjadi di perairan. Salinitas akan meningkat karena penguapan dan pembekuan. Salinitas akan menurun akibat hujan, aliran sungai, dan mencairnya es. Perbedaan antara penguapan dan curah hujan di lintang menyebabkan terjadinya perbeberbedaan tersebut. Penurunan salinitas permukaan dekat khatulistiwa disebabkan oleh curah hujan yang lebih besar atau tinggi (Millero dan Sohn, 1992)

Semoga Bermanfaat
Read More

Cara Mengubah Tampilan Web Mobile Menjadi Tampilan Desktop di Mozilla Firefox android

Friday, March 03, 2017 0
Tampilan Blog My Task di Mozilla Firefox android
Mungkin untuk para blogger ini sering digunakan untuk mengecek iklan di blog , krn apabila blog ngk punya iklan responsif biasanya tdk akan tampil di tampilan mobilenya, aku ndk terlalu ngerti soal itu knp ndk bisa tmpil, jadi salah satu untuk menampilkannya adalah dengan mensetting sedikit tampilan mozilla yang kita punya..

Ok siip .. Sekian dulu pengantarnya, kita langsung aja

1. Buka Firefox kamu
2. Buka web yang support dengan tampilan mobile ( contoh : blog ini )
3. Buka setting dengan cara klik seblah kiri home di hp android kamu
Kira - kira gini tampilannya

Setelah di klik
4. Kemudian pilih dan centang Requests Desktop Site

Centang
5. Tunggu bentar akan tampil tampilan desktop Firefox

Tampilan Web Desktop Di Android
Sekian :)
Klo ada pertanyaan tulis aja di kota komentar

Semoga bermanfaat

Baca artikel yang lainnya :Cara Jitu Menghilangkan Tulisan B612 pada Kamera B612

Read More

Cara Jitu Menghilangkan Tulisan B612 pada Kamera B612

Friday, March 03, 2017 0
Hmm siapa sih yang ngk kenal ama kamera yang satu ini... Itu tu kamera B612 yang membuat foto biasa menjadi luar biasa dan penuh warna. Kamera ini lebih mendingan dari pada kamera 360 yang dulu... Soalnya kamera 360 membuat foto terlalu perfect alias sangat haluss, mulus kayak prosotan tk.. Hehe

Ok kita langsung aja yah ke topik utamanya
Cara kenghilangkan water mark pada B612 alias tulisan B612

1. Pertama - tama (hehe ) masuk dulu ke aplikasi B612 kamu, klo blum punya silahkan download di Play Store bila kamu menggunakan android.

Klik B612
Tampilan B612

2. Kan udah muncul tampilan B612, sekarang geser dari bawah keatas, untuk memunculkan tampilan setting.

Geser kearah atas
Tampilan setelah digeser keatas
3. Akan muncul tampilan setting  B612, kemudian cari tulisan B612 Mark, seperti gambar di bawah ini.

Off kan pada B612 Mark
4. Setelah itu coba di tes. Klo berhasil tulisan B612nya akan hilang, kira- kira tampilannya seperti ini

Tulisan B612nya hilang
Mudah kan hehe


Selamat mencoba
Semoga bermanfaat

Baca juga artikel sebelumnya : Cara menguninstall Aplikasi d Android Evercross

Read More

Post Top Ad