Ekosistem mangrove
adalah suatu system di alam tempat berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan
hubungan timbal balik antara makhluk hidup itu sendiri. Terdapat pada wilayah
pesisir, terpengaruh pasang surut air laut, dan didominasi oleh spesies pohon
atau semak yang khas dan mampu tumbuh dalam perairan asin/payau (Santoso, 2000 dalam Zulkifli, 2008).
Mangrove adalah
vegetasi yang terdiri pohon atau perdu yang tumbuh di daerah pantai diantara
batas – batas permukaan air pasang tertinggi dan diatas rata – rata permukaan
air laut. Mangrove dapat tumbuh di daerah tropis yang memiliki pantai
terlindung, di muara sungai dan di estuaria dimana air laut dapat masuk
disepanjang pantai berbatu, maupun karang yang tertutup oleh lapisan pasir dan
berlumpur (Haedjosentono, 1978 dalam
Niartiningsih, 1996).
Bengen (2003) dalam Akbar (2009), menyatakan bahwa
hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan sub tropis, yang
didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang
pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Menurut Romimohtarto dan Juana
(2001) dalam Akbar (2009), ekosistem
mangrove didefinisikan sebagai mintakat pasut dan mintakat suprapasut dari
pantai berlumpur dan teluk, goba dan estuari yang didominasi oleh halofita (Halophyta), yakni tumbuh – tumbuhan yang
hidup diair asin, yang berkaitan dengan anak sungai, rawa dan banjiran, bersama
– sama dengan populasi tumbuh – tumbuhan dan hewan.
2. Fungsi
dan Manfaat Mangrove
Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove
merupakan ekosistem yang unik dan rawan. Ekosistem ini mempunyai fungsi
ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove antara lain sebagai
pelindung garis pantai, mencegah intrusi air laut, tempat hidup (habitat),
tempat mencari makan (feeding ground), tempat pengasuhan dan pembesaran
(nursery ground), tempat pemijahan (spawning ground) bagi aneka
biota perairan, serta sebagai pengatur iklim mikro. Fungsi ekonomi hutan
mangrove antara lain sebagai penghasil keperluan rumah tangga, penghasil
keperluan industri, dan penghasil bibit. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
manusia biasanya mengalihfungsikan hutan mangrove menjadi tambak, pemukiman,
industri, dan sebagainya (Rochana, 2010 dalam
Susiana, 2011).
Mangrove dapat berfungsi sebagai biofilter serta
agen pengikat dan perangkap polusi. Selain itu, mangrove juga merupakan tempat
hidup berbagai jenis gastropoda, ikan, kepiting pemakan detritus dan bivalvia
serta ikan pemakan plankton. Mangrove mempunyai peran penting bagi masyarakat
dan kehidupan di daerah sekitar pantai. Daun dan ranting pohon mangrove yang
gugur didekomposisi oleh mikroorganisme (Harahab, 2010 dalam Susiana, 2011).
Manfaat lain dari pohon mangrove digunakan sebagai bahan
konstruksi bangunan, kayu besar, obat-obatan, dan sebagainya. Akar dan batang
pohon serta ranting-ranting mangrove sebagai tempat berlindungnya benur dan
nener yang pada saat air pasang oleh petani tambak didorong masuk ke dalam
tambak, beberapa nelayan juga menangkapnya sebelum masuk tambak. Masyarakat
juga memanfaatkan lahan di dalam hutan mangrove sebagai “tempat jebakan” dengan
membuat kubangan di tanah yang berfungsi sebagai penjebak kepiting (Harahab,
2010 dalam Susiana, 2011).
NURJIRANA
Jurusan Ilmu Kelautan
Universitas Hasanuddin
No comments:
Post a Comment