Kondisi mangrove di wilayah pesisir Sulawesi Selatan (1982-1995) - Green Sharks

Tugas-tugas yang menumpuk

Hot

Post Top Ad

Friday, 24 February 2017

Kondisi mangrove di wilayah pesisir Sulawesi Selatan (1982-1995)


sumber : Mongabay.co.id
Indonesia memiliki wilayah pesisir yang luas dan memeiliki potensi ekosistem mangrove yang sangat besar. Menurut Kusmana (1995) dari sekitar 15.900 juta ha hutan mangrove yang terdapat didunia, sekitar 27 % atau sekitar 4.293 juta ha berada di Indonesia. Meski Indonesia mendapat kehormatan memiliki sekitar 4.293 juta ha mangrove, luas hutan mangrove terus menyusut, hal ini dibuktikan dengan hasil penapsiran potret udara dan survei lapangan, yang menyatakan bahwa hutan mangrove di Indonesia pada tahun 1982  sekitar 4.251.011 ha (menurut data dari Direktorat Bina Program 1982). Hasil penapsiran dari Citra Lansat MSS liputan tahun 1986-1991 ( kuas area liputan hutan sekitar 150 juta ha) dan data referensi lainnya seperti Peta Repprot Data Spot dan potret udara yang dilakukan (intag 1993), luas hutan mangrove di seluruh wilayah Indonesia diperkirakan seluas 3.735.250 ha, artinya bahwa luas mangrove di Indonesia telah mengalami degradasi sekitar 13% atau penyusutan sekitar 515.761 ha dalam waktu kurang lebih 11 tahun.
Sumber : Yahoo news indonesia
Sulawesi Selatan juga demikian (data yang diatas seluruh Indonesia yg ini cuma Sulawesi Selatan). Luas ekosistem mangrove yang terdapat di Sulawesi Selatan pada tahun 1982 sekitar 66.000 ha, kemudian pada tahun 1993 mengalami penambahan sekitar 57.6 % (sekitar 104.030 ha). Sedangkan hasil pemantauan pada tahun 1994 oleh Ditjen Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan dalam Balithut SulSel (1995), bahwa eksploitasi hutan mangrove di Sulawesi Selatan sekitar 75% atau sekitar 78.022 ha, umumnya ini disebabkan oleh kegiatan-kegiatan yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan dan kondisi ekologis hutan mangrove. Dari 78.022 ha luas hutan mangrove yang telah dieksploitasi, sekitar 40.000 ha atau sekitar 38 % di jadikan tambak oleh masyarakat, sedangkan sekitar 38.022 ha atau 37% dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti kayu bakar, bahan industri dan kebutuhan lainnya. Hutan mangrove yang telah beralih fungsi menjadi lahan tambak di perkirakan hanya 30% yang berfungsi produktif sedangkan sisanya terlantar dan selalu mengalami pengikisan oleh ombak karena tidak adanya reboisasi atau penanaman kembali pada area tambak hasil konversi yang tidak produktif. Oleh karena itu, kondisi hutan mangrove di Sulawesi Selatan sangat memperihatinkan.

Sumber :Mongabay.co.id
Permasalah yang dihadapi selama ini terkait dengan tingkat kerusakan mengrove, baik kerusakan yang terjadi secara alami maupun antrophogenik. Oleh karena itu, jika pemamfaat hutan mangrove tidak di mamfaatkan sebaik-baiknya dapat mengakibatkan ancaman  terhadap hutan mangrove itu sendiri, seperti:
1.                Konversi lahan mangrove terus meningkat
2.                Kerusakan ekosistem
3.                Terjadi intrusi air laut
4.                Produktivitas perairan dan penangkapan menurun.

Sumber : “Pedoman Survei Laut” Editor Ahmad Bahar

No comments:

Post Top Ad